Pendahuluan
Wingko Babat adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan cita rasa yang unik. Meskipun sering dikaitkan dengan Semarang, sebenarnya Wingko Babat berasal dari Babat, sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sejak pertama kali diciptakan pada tahun 1898 oleh peranakan Tionghoa, Wingko Babat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner tradisional Jawa Timur.
Namun, meskipun memiliki sejarah yang kaya, kuliner ini sering kali dilupakan atau dikira berasal dari tempat lain. Artikel ini akan mengulas sejarah asli Wingko Babat, proses produksi tradisionalnya, serta bagaimana kuliner ini menjadi terkenal dan menyebar hingga ke Semarang. Selain itu, kita juga akan membahas tantangan pelestarian Wingko Babat sebagai bagian dari warisan kuliner Indonesia yang perlu dijaga keberlangsungannya.
Sejarah Asli Wingko Babat: Dari Peranakan Tionghoa di Babat
Asal Usul Wingko Babat
Wingko Babat pertama kali diciptakan oleh komunitas peranakan Tionghoa yang tinggal di Babat pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1898, mereka mulai membuat kuliner ini dengan bahan utama tepung ketan, kelapa parut, dan gula. Wingko Babat awalnya dibuat sebagai camilan sehari-hari yang cocok untuk menemani teh atau kopi.
Babat dipilih sebagai tempat pembuatan Wingko karena lokasinya yang strategis di jalur perdagangan dan dekat dengan beberapa kota besar di Jawa Timur. Proses pembuatan Wingko yang sederhana namun lezat menjadikannya favorit bagi banyak orang, khususnya masyarakat Babat dan sekitarnya.
Pengaruh Peranakan Tionghoa dalam Kuliner
Kuliner Wingko Babat tidak bisa dipisahkan dari pengaruh budaya Tionghoa. Peranakan Tionghoa di Babat yang mengenalkan bahan-bahan seperti kelapa dan ketan dalam kuliner mereka, memberikan nuansa unik pada Wingko Babat.
Proses Produksi Tradisional dengan Tungku Besar
Proses Pembuatan Wingko yang Masih Tradisional
Salah satu keunikan Wingko Babat terletak pada proses pembuatannya yang masih menggunakan cara tradisional. Di Babat, sebagian besar pengrajin Wingko masih menggunakan tungku besar untuk memanggang adonan.

Proses pembuatan Wingko Babat melalui beberapa tahap penting:
- Mencampur Bahan: Tepung ketan, kelapa parut, dan gula dicampur hingga merata.
- Pembentukan Adonan: Adonan dibentuk menjadi bola-bola pipih, bahkan ada yang sebesar kepala manusia!
- Pemanggangan di Tungku Pertama: Adonan dipanggang hingga setengah matang.
- Pemindahan ke Tungku Kedua: Setelah setengah matang, Wingko dipindahkan ke tungku kedua untuk proses pemanggangan lanjutan hingga matang sempurna.
Kenapa Proses Tradisional Ini Tetap Dipertahankan?
Banyak pengrajin yang masih mempertahankan proses tradisional ini karena mereka yakin bahwa rasanya hanya bisa dihasilkan dengan cara yang sudah terbukti sejak dulu.
Perjalanan Wingko Babat dari Babat hingga Populer di Semarang
Penyebaran Wingko Babat ke Semarang
Pada tahun 1946, generasi kedua dari pembuat Wingko Babat merantau ke Semarang dan mulai memproduksi Wingko di sana. Karena Semarang adalah kota besar dengan akses distribusi yang lebih luas, banyak orang mulai mengira bahwa Wingko Babat berasal dari Semarang.
Mengapa Wingko Babat Menjadi Ikon?
Wingko Babat menjadi ikonik karena tidak hanya enak, tetapi juga mudah didapatkan di berbagai tempat, terutama di Semarang. Ini juga didorong oleh kemasan yang semakin menarik serta penambahan varian rasa yang lebih modern.
Tantangan dan Strategi Pelestarian Kuliner Khas Babat
Tantangan Pelestarian Wingko Babat
Wingko Babat menghadapi beberapa tantangan dalam pelestariannya, di antaranya:
- Persaingan dengan Jajanan Modern.
- Minimnya Pengetahuan tentang Proses Pembuatan.
- Pergeseran Selera Konsumen.
Strategi Pelestarian Wingko Babat
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melestarikan Wingko Babat adalah:
- Promosi Kuliner Lokal.
- Edukasi kepada Generasi Muda.
- Inovasi Produk.
- Pemasaran Digital.
Penutup
Wingko Babat adalah salah satu kuliner tradisional Indonesia yang kaya akan sejarah dan memiliki rasa yang khas. Meskipun sering disalahartikan sebagai kuliner dari Semarang, Wingko Babat sebenarnya berasal dari Babat, Lamongan, dan sudah ada sejak tahun 1898.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, pelestarian Wingko Babat menjadi sangat penting agar warisan kuliner ini tidak hilang. Dengan melakukan promosi, edukasi, serta inovasi produk, Wingko Babat bisa terus eksis dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Dukung pelestarian kuliner tradisional ini dengan mencicipi Wingko Babat dan mengenalkan ke orang lain!
